Bayar Produk UMKM Sugihwaras Tidak Perlu Pakai Cash, Kok Bisa?? Simak Upaya Mahasiswa KKN Tematik UNDIP dalam Membantu UMKM!

banner 120x600
banner 468x60

 

banner 325x300

Radar Sindo Pemalang-Sugihwaras merupakan salah satu kelurahan yang berada di Kabupaten Pemalang, Provinsi Jawa Tengah dengan potensi laut yang sangat beragam. Potensi tersebut memberikan sebuah peluang bagi masyarakat untuk memanfaatkannya menjadi sebuah bisnis olahan hasil laut. 

Mayoritas masyarakat di sana bekerja sebagai pedagang dan nelayan, tidak hanya itu, terdapat wisata religi yang sangat terkenal di Kelurahan Sugihwaras, yaitu Makan Syekh Syamsudin yang menarik perhatian masyarakat religius di Indonesia untuk berziarah ke tempat tersebut. 

Kondisi tersebut merupakan sebuah keuntungan tersendiri bagi masyarakat Sugihwaras termasuk UMKM Mandiri Jaya untuk memperkenalkan produk lokal kepada masyarakat luar.

UMKM Mandiri Jaya bergerak di bidang kuliner. UMKM tersebut memproduksi olahan hasil laut segar yang langsung ditangkap oleh nelayan Sugihwaras, seperti kerupuk ikan Parang, bakso goreng, udang krispi, cumi krispi, dan lain-lain. Tumirah, selaku pemilik merasa senang dalam memasarkan produk lokal, namun, terdapat hambatan yang dirasakannya, yaitu tidak adanya pelayanan transaksi secara digital atau non-cash. 

Pembayaran digital saat ini telah memasuki ranah ke berbagai tingkat bisnis baik itu makro maupun mikro.

Melihat hal tersebut, tim KKN Tematik UNDIP di Kelurahan Sugihwaras   Fadiyah Sefia Nafiza Jurusan Prodi : Manajemen/Fakultas  Ekonomika dan Bisnis tergerak untuk membantu dalam memajukan bisnis Tumirah. Pada tanggal 2 Agustus 2023 Fadiyah Sefia Nafiza merupakan salah satu anggota dari Tim KKN telah membuatkan barcode Qris UMKM Mandiri Jaya yang bisa langsung diakses pada kedai warung. 

Kedai tersebut terletak di Jl. Yos Sudarso di depan Makam Syekh Syamsudin,  lokasi yang strategis tersebut memberikan keuntungan Tumirah dalam menaikan volume penjualan karena berbagai macam peziarah dari seluruh Indonesia berdatangan untuk membeli buah tangan. Pada zaman yang maju ini, beberapa peziarah yang berkunjung telah menerapkan transaksi non-cash atau e-money tetapi sayangnya Mandiri Jaya saat itu belum memiliki barcode. 

Oleh karena itu, dengan adanya Qris mempermudah para pembeli melakukan pembayaran dan menyederhanakan pencatatan pemasukan dari hasil produk yang berhasil terjual.

“Program ini dibuat dikarenakan banyak orang luar kota terutama yang sudah maju telah menerapkan pembayaran digital namun saat itu belum ada yang menerapkan Qris di Kelurahan Sugihwaras dan lokasi ATM yang sangat jauh dari wisata ziarah juga mempersulit transaksi secara cash”, Ujar Fadiyah Sefia Nafiza selaku mahasiswi KKN Tematik UNDIP di Kelurahan Sugihwaras.

Dr. Fahmi Arifan, S.T., M.Eng dan drh. Siti Susanti, Ph.D selaku Dosen Pembimbing lapangan juga menegaskan bahwa dengan digitalisasi UMKM ini bisa menjadi suatu bentuk upaya para pebisnis untuk beradaptasi di era 5.0 dimana semua teknologi yang semakin canggih akan terus menuntut mereka melakukan sebuah inovasi baru baik dari sisi pelayanan maupun produk yang ditawarkan.

“Program kerja ini sangat bagus untuk mereka yang masih sukar dalam melakukan pencatatan pemasukan penjualan dan merencanakan sebuah keputusan berdasarkan volume produk yang berhasil dijual, dari hal itu mereka juga bisa menghitung biaya operasional dan keuntungan dengan lebih mudah serta secara tidak langsung mengurangi perputaran uang yang beredar”, ucap drh. Siti Susanti, Ph.D.

Tim KKN UNDIP Kelurahan Sugihwaras merasa bahwa dengan adanya Qris, secara tidak langsung segmentasi pasar juga akan ikut bertambah terutama di kalangan milenial. Tempat kedai warung yang strategis, yaitu di tepi pantai laut Sugihwaras menjadi tempat favorit anak muda menikmati senja di sore hari. Tidak hanya menikmati senja, mereka juga dapat memancing ikan secara langsung di belakang kedai warung tersebut.

( SUHERMO )

banner 325x300

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *